Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAB I PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL



BAB I
PENDAHULUAN



A.      PENEGASAN JUDUL
Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang isi skripsi ini, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan pengertian kata-kata yang merupakan istilah dari judul skripsi yaitu : PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I MU’ALIMIN PERTAMA (MP) PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM SIDOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015, yang dengan penegasan itu kiranya dapat memberikan gambaran tentang apa yang menjadi bahasan karya ilmiah ini. Adapun kata penting  yang perlu mendapatkan penjelasan dalam tulisan ini adalah :
1.    Pengaruh
Yang dimaksud dengan pengaruh dalam judul skripsi ini adalah ”Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” [1]
Adapun  maksud pengaruh dalam tulisan ini adalah daya yang timbul dari adanya pengkajian kitab Ta’limul Muta’allim  terhadap hasil belajar santri pada mata pelajaran akhlak di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
2.      Mempelajari
Yang dimaksud Mempelajari ialah belajar (sesuatu) dengan sungguh-sungguh, memdalami sesuatu, menelaah, menyelidiki.[2]
Adapun maksud Mempelajari yang dimaksud dalam skripsi ini adalah mempelajari sebuah kitab kuning yakni Kitab Ta’limul Muta’alim yang diadakan di Pondok Pesantren.
3.      Kitab Ta’limul Muta’alim
Yang dimaksud Kitab adalah buku, bacaan, wahyu Tuhan yang dibukukan dan dijadikan pedoman.[3]
Adapun Kitab Ta’limul Muta’alim adalah sebuah kitab kuning karangan Syaikh Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran serta etika menuntut ilmu dan kiat sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
4.      Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.[4]
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang santri dalam melakukan kegiatan belajarnya yang memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor.
Adapun Hasil Belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hasil yang dicapai oleh santri dalam mengikuti kegiatan belajar di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren yang dinyatakan dalam raport.

5.      Santri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Santri adalah orang yang mendalami agama Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang yang sholeh.[5]
Adapun maksud santri dalam tulisan ini adalah Santri Pondok Pesantren  Baitul Mustaqim Kelas I MP Putra TP. 2014/2015, yang mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim.
Santri Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim TP. 2014/2015 adalah objek penelitian yang akan dituju dalam pelaksanaan penelitian terhadap hasil belajar yang mereka miliki.

Berdasarkan dari penegasan judul di atas, maka dapat disimpulkan bahwa judul skripsi di atas mengandung pengertian sebagai suatu proses/penelitian yang difokuskan untuk mengungkapkan sejauhmana “PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I MU’ALIMIN PERTAMA (MP) PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM  SIDOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B.       ALASAN MEMILIH JUDUL
Beberapa hal yang mendorong penulis untuk memilih judul skripsi ini antara lain adalah :
1.   Kitab Ta’limul Muta’allim merupakan kitab kuning karangan Syaikh Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran, etika menuntut ilmu dan kiat sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar santri untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
2.      Kemungkinan adanya pengaruh Mempelajari Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap Hasil Belajar santri pada mata pelajaran akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
3.      Berdasarkan pengalaman penulis pada kegiatan belajar mengajar bahwa kitab Ta’limul Muta’allim sangatlah dibutuhkan guna menunjang keberhasilan dalam belajar sehingga patut untuk dikaji secara ilmiyah.
4.      Judul tersebut sangat relevan dengan Fakultas yang penulis tempuh yaitu Fakultas Tarbiyah.
5.      Ditinjau dari segi geografis, seperti jarak tempat penelitian, transport  serta faktor pendukung lainnya, sangat memudahkan penulis dalam mengadakan penelitian.

C.      LATAR BELAKANG MASALAH
Kitab Ta’limul Muta’allim (bimbingan bagi penuntut ilmu pengetahuan) adalah sebuah kitab kuning karangan Syaikh Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran, etika menuntut ilmu dan kiat sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut dapat dijadikan sebagai modal dasar para santri untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
Konsep Al-Zarnuji secara umum berisi metode belajar yang membahas tujuan belajar, prinsip belajar, strategi belajar secara keseluruhan berdasarkan moral religius. Dalam hal ini Al-Zarnuji menekankan tujuan belajar sebagai berikut :
وَيَنْبَغِى أَنْ يَنْوِىَ الْمُتَعَلِّمَ بِطَلَبِ اْلعِلْمِ رِضَا اللهِ وَالدَّارُ اْلآخِرَةَ، وَإِزَالَةَ الْجَهْلِ عَنْ نَفْسِهِ، وَعَنْ سَائِرِ الْجُهَّالِ، وَإِحْيَاءِ الدِّيْنِ وَإِبْقَاءَ اْلإِسْلاَمِ، فَإِنَّ بَقَاءَ اْلإِسْلَامِ بِالْعِلْمِ، وَلَايَصِّحُ الزُّهْدُ وَالتَّقْوَى مَعَ الْجَهْلِ                                         
Di waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt. Kebahagian akhirat, membasmi kebodohan diri sendiri dan sekalian orang-orang bodoh, mengembangkan agama dan mengabadikan Islam sebab mengabadikan Islam itu harus diwujudkan dengan ilmu.  Sedangkan berbuat zuhud dan taqwa  tidak sah jika tanpa ilmu”.[6]
Hal ini tentunya memberikan bekal dan arah bagi para santri untuk menentukan kosentrasi keilmuan yang akan dipelajari dan bagaimana cara untuk mencapai pengetahuan tersebut, yang pada akhirnya akan sampai pada tujuan dari pendidikan Islam.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah SWT.  Didalam Firman Allah SWT dijelaskan :



Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al- Mujadillah : 11)”[7]
Sabda Nabi Muhammad Saw.
طَلَبُ الْـعِلْمِ فَرِضَــةٌ عـَلَى كُلِّ مُـسْلِـمٍ وَ مـُسْلِمـَةٌ (رواه ابن عبد البر)[8]
Artinya : “Menuntut Ilmu pengetahuan itu adalah kewajiban bagi setiap         musliam pria dan wanita. (HR. Ibnu Abdil Bar).[9]
Berangkat dari ayat tersebut jelas bahwa ada perbedaan beberapa derajat antara orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berpengatahuan. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentunya harus belajar yang giat. Dengan belajar yang giat maka akan menghasilkan prestasi yang menggembirakan.
“Belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya”.[10]

Pendidikan yang ada di Indonesia tidak hanya pendidikan formal saja akan tetapi ada juga pendidikan non formal, yaitu seperti Pondok Pesantren. Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan masyarakat, dengan melahirkan banyak ulama, mubaligh dan guru agama yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Sejak masa pertumbuhannya hingga sekarang, Pondok Pesantren tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pusat pengajaran ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin), sebagai lembaga dakwah dan lembaga pengembangan masyarakat”.[11]

    Di masa sekarang Pondok Pesantren terus berkembang, secara garis besar pondok pesantren dapat dikategorikan  kedalam tiga bentuk, yaitu :
a.       Pondok Pesantren Salafiyah (tradisional)
b.      Pondok Pesantren Khalafiyah (modern)
c.       Pondok Pesantren campuran/kombinasi (Salafiyah dan Khalafiyah)[12]

Pondok Pesantren Baitul Mustaqim merupakan bentuk pondok pesantren yang system pendidikannya mengadopsi pendidikan pesantren Salafiyah seperti pengajian kitab-kitab klasik berbahasa arab dan pendidikan pesantren khalafiyah yang system pembelajarannya  dilakukan secara berjenjang.dan kesinambungan, dengan suatu program-program didasarkan pada satuan waktu, seperti semester/ujian,tahun, kelas dan seterusnya.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Baitul Mustaqim, dewan ustadz dan pengasuh pesantren telah melakukan usaha-usaha seperti melengkapi sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kedisiplinan bagi para ustadz dan santri guna meningkatkan hasil belajar, akan tetapi pada kenyataannya hasil belajar santri rata-rata masih rendah.
 “Menurut Muhibin Syah, hasil belajar adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.”[13]
Berdasarkan hasil prasurvey yang penulis lakukan di kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Desa Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah TP. 2014/2015, dihasilkan data tentang hasil belajar santri pada mata pelajaran akhlak masih rendah. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil nilai ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebaga berikut :
Table 1
Hasil Prasurvey Tentang Hasil Belajar Santri  Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Desa Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah TP. 2014/2015
No.
Nama Santri
Mempelajari Kitab Ta’limul Muta’allim
Hasil Belajar
Keterangan
1.
Abdul Ghofur
Baik
65
Tuntas
2.
Abdul Malik Ardhofi
Cukup
60
Tidak Tuntas
3.
Aby Nizar Mirojul Fikri
Baik
80
Tuntas
4.
Ade Wahyu Saputra
Sedang
60
Tidak Tuntas
5.
Fajrul Falakhil Mujadid
Sedang
60
Tidak Tuntas
6.
Heriyanto
Cukup
70
Tuntas
7.
Khafid Fajar Rahman
Sedang
65
Tidak Tuntas
8.
M. Aziz Saputra
Cukup
60
Tidak Tuntas
9.
M. Salman Al Farizi
Baik
60
Tidak Tuntas
10.
M. Zain Muhlason
Cukup
55
Tidak Tuntas
Sumber : Hasil Pra-Survey, tanggal 08 Februari 2015
Kriteria Mempelajari Kitab Ta’limul Muta’allim :
Baik              : Jika santri selalu aktif dan tekun mempelajari kitab Ta’limul  Muta’allim.
Sedang         : Jika santri kadang-kadang aktif dan tekun mempelajari kitab Ta’limul  Muta’allim.
Cukup           : Jika santri kurang aktif dan tekun mempelajari kitab Ta’limul  Muta’allim

Kriteria Hasil Belajar Santri :
Tuntas                  : Apabila santri mencapai nilai ≥ 65
Tidak Tuntas        : Apabila santri mencapai nilai < 65
           Dari keterangan tabel diatas dapat kita lihat hasil belajar santri pada mata pelajaran akhlak kelas I MP Putra masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan Pesantren yaitu dengan nilai minimal 65.
Rumus Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) :
KKM =   Nilai Kompleksitas + Nilai Daya Dukung + Nilai Intake
                                       3

Keterangan :

Kompleksitas        =  Tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi     dasar maupun standar kompetensi.

Daya Dukung       = Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolahan dalam menunjang kegiatan belajar siswa.

Intake                   = Tingkat kemampuan rata-rat siswa.


Aspek yang Dianalisis
Kriteria dan Skala Penilaian
Kompleksitas
Tinggi
< 65
Sedang
65-79
Rendah
80-100
Daya dukung
Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
<65
Intake siswa
Tinggi
80-100
Sedang
65-79
Rendah
<65

Rendahnya hasil belajar akhlak merupakan dampak dari berbagai masalah yang muncul dari proses belajar santri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal ini terjadi disebabkan  karena kesalahan dalam menempuh jalan serta mengabaikan syarat-syarat menuntut ilmu. Selain itu, santri juga kurang menghormati ustadz, menghargai ilmu dan kurang dalam memulyakan kitab-kitab yang dikaji/pelajari.
Hal inilah yang menjadi motivasi penulis untuk mengetahui bagaimana hasil belajar santri setelah mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim? sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I MP PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM SIDOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015.”

D.      IDENTIFIKASI MASALAH
        Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1.      Upaya untuk meningkatkan hasil belajar santri terhadap pelajaran Akhlak di Madrasah Diniyah menjadi tanggung jawab Ustadz yang mengajar.
2.      Kandungan Kitab Ta’limul Muta’llim yang kurang diterapkan saat pembelajaran oleh santri  terutama saat pembelajaran Akhlak.
3.      Masih banyak santri yang belum tahu cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
4.      Masih Rendahnya hasil belajar santri kelas I MP Putra pada mata pelajaran akhlak.
E.       RUMUSAN MASALAH
Menurut Sugiyono, “Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang dicari jawabannya melalui pengumpulan data.”[14]
     Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari jalan keluarnya melalui penelitian.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Mempelajari Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap hasil belajar Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 ?”.

F.       HIPOTESIS
Menurut Suharsimi Arikunto, “Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, hypo” yang artinya “dibawah’, dan “Thesa” yang artinya “Kebenaran. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.[15]
“Menurut Sugiyono, Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”[16]

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian yang kebenarannya harus diuji dengan jalan riset. Oleh karena itu, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah. Dan ia tidak diterima apabila fakta-faktanya menyangkal (salah atau palsu).”
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “bahwa adanya pengaruh mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim terhadap hasil belajar Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.”
G.      TUJUAN dan KEGUNAAN PENELITIAN
1.      Tujuan Penelitian
“Tujuan penelitian adalah pernyataan yang menjelaskan keinginan peneliti untuk mendapat jawaban atas pertanyaan yang konsisten dengan perumusan masalah. Tujuan penelitian dinyatakan dengan kalimat deklaratif.”[17]

Tujuan dalam penelitian akan sangat membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dijalankan dalam penelitian itu.
Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan penelitian yaitu :
1.. Untuk mengetahui kandungan Kitab Ta’limul Muta’allim yang dipelajari di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Mempelajri Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap hasil Belajar Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.      Kegunaan Penelitian
Sedangkan kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna yaitu :
1.    Untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada santri mengenai cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
2.    Untuk Memberikan sumbangan pemikiran kepada Kepala Madrasah Diniyah Mualimin Pertama dan Dewan Asatidz dalam rangka mewujudkan santri yang beriman, berilmu serta berakhlak mulia.
3.      Untuk membuktikan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini.
4.      Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro Lampung.
H.           METODOLOGI  PENELITIAN
1.      Sifat dan Jenis Penelitian
a.    Sifat Penelitian
               Didalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian Deskriptif Kuantitatif  yaitu “ sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya”.[18]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah sebuah penelitian yang dilakukan pada populasi, baik populasi besar maupun kecil yang bertujuan untuk memberikan gambaran jelas tentang situasi social penelitian.
b.      Jenis Penelitian
“Jenis penelitian adalah “Sesuai dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya. Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah tetapi dapat di keluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya mengarah tercapai tujuan pendidikan.”[19]

Berdasarkan pendapat diatas maka jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis penelitian kancah atau penelitian lapangan. Adapun penulis telah melakukan penelitian di Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah.

2.      Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel adalah :
                              2.1.      Variabel bebas (variabel X) adalah variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mempelajari kitab ta’limul muta’allim dengan indikator sebagai berikut :
1). Niat
2). Menghormati guru dan kitab
3). Mengormati diri sendiri
4). Menghormati guru
5). Ketekunan dan kontinutas belajar.
6). Waro’ dalam belajar
                              2.2.      Variable terikat (Variabel Y) adalah variabel yang dipengaruhi oleh suatu gejala. Variabel terkait ini adalah hasil belajar dengan indikator sebagai berikut :
1). Ranah kognitif
2). Ranah afektif
3). Ranah psikomotorik

3.      Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto “keseluruhan subjek penelitian.[20]
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”[21]

Dengan demikian populasi dapat disimpulkan yaitu keseluruhan obyek yang ingin diteliti. Dalam Penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua santri kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 36 Santri dan 1 Ustadz.

I.            METODE PENGUMPULAN DATA
Metode atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1.      Metode Observasi
“Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”[22]

Jadi Observasi adalah sebuah pengamatan atau peninjauan secara cermat yang disengaja dan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala alam.
"Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1.    Observasi partisipan, yaitu suatu proses pegamatan bagian dalam yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.
2.      Observasi non partisipan, yaitu apabila observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan selaku pegamat".[23]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode observasi nonpartisipan, yaitu suatu teknik pengamatan yang dilakukan peneliti dengan mengambil jarak atau menjauhkan diri dari keterlibatan dalam aktivitas subjek yang diamati. Dalam tekhnik ini penulis tidak melibatkan diri dalam setiap aktivitas subjek yang diamatinya.
Metode ini penulis pergunakan untuk mengetahui langsung kegiatan belajar mengajar dan kondisi obyektif  di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim seperti sarana dan prasana penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
2.      Metode Wawancara/interview
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal.
“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari resonden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.”[24]

Secara garis besar, pedoman wawancara dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Wawancara terstruktur.
2.      W awancara tidak terstruktur.
Dari  segi cara pelaksanaan  wawancara, penulis menggunakan pedoman wawancara terstruktur.
“Wawancara terstruktur adalah pedoman wawancara yang disusun secara teliti dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data yang menyerupai Check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai”.[25]

Wawancara dilakukan dalam bentuk wawancara berencana, dimana pertanyaan dipersiapkan terlebih dahulu sebagai pedoman. Adapun yang dijadikan objeknya adalah :
a.       Pengasuh  Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
b.      Kepala Madrasah Diniyah Mu’alimin Pertama.
c.       Dewan Asatidz.
d.      Santri Kelas I MP Putr
3.      Metode Quesioner/Angket
Kuesioner/Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.[26]
Dengan demikian dapat diambil suatu pemahaman bahwa metode Quesioner adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengetahui tanggapan-tanggapan dan pendapat tentang data-data yang dipergunakan dalam penelitian dengan jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajuka secara tertulis kepada sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban.
Ditinjau dari cara penyampaian metode ini, metode Quesioner dibagi menjadi dua yaitu :
1.      Quesioner berstruktur.
2.      Quesioner tak berstruktur.
Dari segi peyampaian questioner, penulis menggunakan metode questioner berstruktur.
“Quesioner berstruktur yaitu Quesioner yang berisi pertanyaan sekaligus pilihan jawaban yang diberikan kepada santri untuk memperoleh data tentang akhlak belajar dalam mengikuti kegiatan belajar di dalam kelas”.[27]

4.      Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.[28]
Dengan demikian dapat disimpulksn bahwa metode tes adalah suatu metode yang dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar santri. Tes belajar santri disusun berdasarkan kompetensi dasar. Menyusun butir tes mengacu pada indikator yang telah ditetapkan. Tes tersebut digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan santri, dimana dikatakan berhasil apabila mencapai kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 65.
5.      Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.[29]
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi dapat  diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada tau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, surat kabar, dan sebagainya.
Melalui dokumentasi ini penulis memperoleh data tentang deskripsi daerah penelitian seperti, Keadaan geografis, keadaan santri, sejarah singkat pondok pesantren, akhlak belajar santri kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan hal lain yang berhubungan dengan obyek penelitian.
J.      ANALISIS DATA
Setelah semua data terkumpul langkah selanjutnya dalam menganalisi data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari suatu penelitian terhadap gejala-gejala yang timbul agar dapat dinyatakan dengan baik dan benar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik dengan data kuantatif (data yang dihitung dengan angka-angka) dengan rumus chi kwadrat, yaitu :
   X 2   =   (fo - fh )2
                     fh

X 2   = Chi Kwadrat
fo = frekuensi yang diperoleh observer dalam sampel
fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel pada pemcerminan dari frekuensi yang diharapkan dalam suatu populasi.[30]

Untuk mengetahui besar kecilnya pengaruh kitab Ta’limul Muta’alim terhadap hasil belajar santri maka digunakan rumus koefisien kontingensi (KK) yaitu :
       KK =
                        X2 + N

Keterangan :
KK  =  Koefisien kontingensi
X2      =  Chi Kuadrat yang diperoleh
N     =  Total subyek


[1]  Departemen Pendidikan Nasional,  Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007, hal. 849.
[2] Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Gramedia Pustaka Utama,  Jakarta, 2008. hal. 604
[3] Ibid, hal. 704
[4] Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2014, hal. 45
  [5]  Departemen Pendidikan Nasional,Op.Cit, hal. 1224
[6] Aliy As’ad, Terjemah Ta’limul Muta’allim. Edisi Baru. Menara kudus. Kudus. 2007. hal. 18
[7]Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, CV. Diponegoro. Bandung. 2005. Hal. 434
[8] Muhamad  Jamauludin, Mau’idhotul Mu’minin. Hal. 6
[9] Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta. 2006.  hal. 101
[10] AzharArsyad, Media Pembelajaran, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011. Hal.1
[11] Departemen Agama RI, Ibid, hal. 3
[12] Departemen Agama RI, Profil Pondok Pesantren Mu’adalah, Jakarta, 2004. Hal. 15
   [13] Muhibin Syah, Psikologi Belajar.. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008. hal. 91
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif  Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2012. Hal. 35.
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2006. Hal. 71
[16] Sugiyono, ­Op.Cit. hal. 64
[17] Wahadi Saeri, Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiyah. Jakarta. 2013. Hal. 12
[18] Suharsimi arikunto, Op.Cit.hal. 12
[19]Ibid. .hal. 10
[20] Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hal. 130.
[21] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif  Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, 2012. Hal. 80.
[22] Ibid, hal. 145
[23] Ibid, hal. 136
[24] Ibid, hal. 137
[25] Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hal. 227
[26] Sugiyono, Op.Cit. hal. 142
[27] Ibid. Hal. 145
[28] Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hal. 150.
[29] Ibid. hal. 231
[30]  Ibid. Hal. 290

Post a Comment for "BAB I PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL"