BAB I PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENEGASAN JUDUL
Sebelum penulis
membahas lebih lanjut tentang isi skripsi ini, terlebih dahulu penulis akan
menjelaskan pengertian kata-kata yang merupakan istilah dari judul skripsi
yaitu : ”PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL
MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I
MU’ALIMIN PERTAMA (MP) PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM SIDOMULYO
KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015”,
yang dengan penegasan itu kiranya dapat memberikan gambaran tentang apa
yang menjadi bahasan karya ilmiah ini. Adapun kata penting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam
tulisan ini adalah :
1.
Pengaruh
Yang dimaksud
dengan pengaruh dalam judul skripsi ini adalah ”Daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.” [1]
Adapun maksud pengaruh dalam tulisan ini adalah daya
yang timbul dari adanya pengkajian kitab
Ta’limul Muta’allim terhadap hasil
belajar santri pada mata pelajaran akhlak di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
2.
Mempelajari
Yang dimaksud Mempelajari
ialah belajar (sesuatu) dengan sungguh-sungguh, memdalami sesuatu,
menelaah, menyelidiki.[2]
Adapun maksud Mempelajari
yang dimaksud dalam skripsi ini adalah mempelajari sebuah kitab kuning
yakni Kitab Ta’limul Muta’alim yang diadakan di Pondok Pesantren.
3.
Kitab Ta’limul
Muta’alim
Yang dimaksud Kitab adalah buku, bacaan, wahyu
Tuhan yang dibukukan dan dijadikan pedoman.[3]
Adapun Kitab Ta’limul Muta’alim adalah sebuah kitab
kuning karangan Syaikh Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran serta
etika menuntut ilmu dan kiat sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut
dapat dijadikan sebagai modal dasar untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu
yang baik dan benar.
4.
Hasil Belajar
Hasil
belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya.[4]
Dari
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu bukti
keberhasilan belajar atau kemampuan seorang santri dalam melakukan kegiatan
belajarnya yang memenuhi tiga aspek yakni kognitif, afektif dan psikomotor.
Adapun Hasil
Belajar
yang dimaksud dalam
skripsi ini adalah hasil yang dicapai oleh santri dalam mengikuti kegiatan
belajar di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren yang dinyatakan dalam raport.
5.
Santri
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Santri adalah orang yang mendalami agama
Islam, orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang yang sholeh.[5]
Adapun maksud santri dalam tulisan ini adalah
Santri Pondok Pesantren Baitul Mustaqim
Kelas I MP Putra TP. 2014/2015, yang mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim.
Santri Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul
Mustaqim TP. 2014/2015 adalah objek penelitian
yang akan dituju dalam pelaksanaan penelitian terhadap hasil belajar yang
mereka miliki.
Berdasarkan
dari penegasan judul di atas, maka dapat disimpulkan bahwa judul skripsi di
atas mengandung pengertian sebagai suatu proses/penelitian yang difokuskan untuk
mengungkapkan sejauhmana “PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM
TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I MU’ALIMIN
PERTAMA (MP) PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM SIDOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG
TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.
B. ALASAN MEMILIH JUDUL
Beberapa hal yang mendorong penulis untuk memilih
judul skripsi ini antara lain adalah :
1. Kitab Ta’limul Muta’allim merupakan kitab kuning karangan Syaikh
Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran, etika menuntut ilmu dan kiat
sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut dapat dijadikan sebagai modal
dasar santri untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
2.
Kemungkinan adanya pengaruh Mempelajari Kitab Ta’limul
Muta’alim Terhadap Hasil Belajar santri pada mata pelajaran akhlak Kelas I MP
Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
3.
Berdasarkan pengalaman penulis pada kegiatan belajar
mengajar bahwa kitab Ta’limul Muta’allim sangatlah dibutuhkan guna menunjang
keberhasilan dalam belajar sehingga patut untuk dikaji secara ilmiyah.
4.
Judul tersebut sangat relevan dengan Fakultas yang
penulis tempuh yaitu Fakultas Tarbiyah.
5.
Ditinjau dari segi geografis, seperti jarak tempat
penelitian, transport serta faktor
pendukung lainnya, sangat memudahkan penulis dalam mengadakan penelitian.
C. LATAR BELAKANG MASALAH
Kitab
Ta’limul Muta’allim (bimbingan bagi penuntut ilmu pengetahuan) adalah sebuah kitab kuning karangan
Syaikh Az Zarnuji, yang di dalamnya mengandung ajaran, etika menuntut ilmu dan
kiat sukses menuntut ilmu. Sehingga kitab tersebut dapat dijadikan sebagai
modal dasar para santri untuk mengetahui cara-cara menuntut ilmu yang baik dan
benar.
Konsep
Al-Zarnuji secara umum berisi metode belajar yang membahas tujuan belajar,
prinsip belajar, strategi belajar secara keseluruhan berdasarkan moral
religius. Dalam hal ini Al-Zarnuji menekankan tujuan belajar sebagai berikut :
وَيَنْبَغِى أَنْ يَنْوِىَ الْمُتَعَلِّمَ بِطَلَبِ اْلعِلْمِ
رِضَا اللهِ وَالدَّارُ اْلآخِرَةَ، وَإِزَالَةَ الْجَهْلِ عَنْ نَفْسِهِ، وَعَنْ
سَائِرِ الْجُهَّالِ، وَإِحْيَاءِ الدِّيْنِ وَإِبْقَاءَ اْلإِسْلاَمِ، فَإِنَّ
بَقَاءَ اْلإِسْلَامِ بِالْعِلْمِ، وَلَايَصِّحُ الزُّهْدُ وَالتَّقْوَى مَعَ
الْجَهْلِ
“Di
waktu belajar hendaklah berniat mencari Ridha Allah swt. Kebahagian akhirat,
membasmi kebodohan diri sendiri dan sekalian orang-orang bodoh, mengembangkan
agama dan mengabadikan Islam sebab mengabadikan Islam itu harus diwujudkan
dengan ilmu. Sedangkan berbuat zuhud dan
taqwa tidak sah jika tanpa ilmu”.[6]
Hal ini tentunya memberikan bekal dan arah bagi para santri
untuk menentukan kosentrasi keilmuan yang akan dipelajari dan bagaimana cara
untuk mencapai pengetahuan tersebut, yang pada akhirnya akan sampai pada tujuan
dari pendidikan Islam.
Pendidikanlah yang mengantarkan manusia pada derajat yang
tinggi, yaitu orang-orang yang berilmu. Ilmu yang dipandu dengan keimanan
inilah yang mampu melanjutkan warisan berharga berupa ketaqwaan kepada Allah
SWT. Didalam
Firman Allah SWT dijelaskan :
Artinya
:
“Hai orang-orang
yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan.(QS.Al- Mujadillah : 11)”[7]
Sabda
Nabi Muhammad Saw.
طَلَبُ
الْـعِلْمِ فَرِضَــةٌ عـَلَى كُلِّ مُـسْلِـمٍ وَ مـُسْلِمـَةٌ (رواه ابن عبد
البر)[8]
Artinya : “Menuntut Ilmu pengetahuan itu adalah
kewajiban bagi setiap musliam
pria dan wanita. (HR. Ibnu Abdil Bar).[9]
Berangkat dari ayat tersebut jelas
bahwa ada perbedaan beberapa derajat antara orang yang berilmu pengetahuan
dengan orang yang tidak berpengatahuan. Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
tentunya harus belajar yang giat. Dengan belajar yang giat maka akan
menghasilkan prestasi yang menggembirakan.
“Belajar adalah suatu proses
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar
itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu
pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada
tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya”.[10]
Pendidikan
yang ada di Indonesia tidak hanya pendidikan formal saja akan tetapi ada juga
pendidikan non formal, yaitu seperti Pondok Pesantren. Pondok Pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak
masa penyiaran Islam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan masyarakat,
dengan melahirkan banyak ulama, mubaligh dan guru agama yang sangat dibutuhkan
masyarakat.
“Sejak masa pertumbuhannya hingga
sekarang, Pondok Pesantren tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya
sebagai pusat pengajaran ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin), sebagai
lembaga dakwah dan lembaga pengembangan masyarakat”.[11]
Di masa sekarang Pondok Pesantren terus
berkembang, secara garis besar pondok pesantren dapat dikategorikan kedalam tiga bentuk, yaitu :
a. Pondok Pesantren Salafiyah
(tradisional)
b. Pondok Pesantren Khalafiyah (modern)
c. Pondok Pesantren campuran/kombinasi
(Salafiyah dan Khalafiyah)[12]
Pondok
Pesantren Baitul Mustaqim merupakan bentuk pondok pesantren yang system pendidikannya
mengadopsi pendidikan pesantren Salafiyah seperti pengajian kitab-kitab klasik
berbahasa arab dan pendidikan pesantren khalafiyah yang system
pembelajarannya dilakukan secara
berjenjang.dan kesinambungan, dengan suatu program-program didasarkan pada
satuan waktu, seperti semester/ujian,tahun, kelas dan seterusnya.
Untuk
meningkatkan mutu pendidikan Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Baitul Mustaqim,
dewan ustadz dan pengasuh pesantren telah melakukan usaha-usaha seperti
melengkapi sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran,
mengaktifkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan kedisiplinan bagi para
ustadz dan santri guna meningkatkan hasil belajar, akan tetapi pada
kenyataannya hasil belajar santri rata-rata masih rendah.
“Menurut Muhibin Syah, hasil belajar adalah
keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah
materi pelajaran tertentu.”[13]
Berdasarkan
hasil prasurvey yang penulis lakukan di kelas I MP Putra Pondok Pesantren
Baitul Mustaqim Desa Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah TP.
2014/2015, dihasilkan data tentang hasil belajar santri pada mata pelajaran
akhlak masih rendah. Hal ini ditunjukkan berdasarkan hasil nilai ulangan
semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebaga berikut :
Table
1
Hasil
Prasurvey Tentang Hasil Belajar Santri
Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Desa Sidomulyo
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah TP. 2014/2015
No.
|
Nama
Santri
|
Mempelajari
Kitab Ta’limul Muta’allim
|
Hasil
Belajar
|
Keterangan
|
1.
|
Abdul Ghofur
|
Baik
|
65
|
Tuntas
|
2.
|
Abdul Malik Ardhofi
|
Cukup
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
3.
|
Aby Nizar Mirojul Fikri
|
Baik
|
80
|
Tuntas
|
4.
|
Ade Wahyu Saputra
|
Sedang
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
5.
|
Fajrul Falakhil Mujadid
|
Sedang
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
6.
|
Heriyanto
|
Cukup
|
70
|
Tuntas
|
7.
|
Khafid Fajar Rahman
|
Sedang
|
65
|
Tidak
Tuntas
|
8.
|
M. Aziz Saputra
|
Cukup
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
9.
|
M. Salman Al Farizi
|
Baik
|
60
|
Tidak
Tuntas
|
10.
|
M. Zain Muhlason
|
Cukup
|
55
|
Tidak
Tuntas
|
Sumber : Hasil Pra-Survey, tanggal 08 Februari 2015
Kriteria Mempelajari Kitab Ta’limul
Muta’allim :
Baik : Jika santri selalu aktif dan
tekun mempelajari kitab Ta’limul
Muta’allim.
Sedang : Jika santri kadang-kadang aktif dan
tekun mempelajari kitab Ta’limul
Muta’allim.
Cukup : Jika santri kurang aktif dan tekun mempelajari
kitab Ta’limul Muta’allim
Kriteria Hasil Belajar Santri :
Tuntas : Apabila santri mencapai nilai ≥ 65
Tidak Tuntas : Apabila santri mencapai nilai < 65
Dari
keterangan tabel diatas dapat kita lihat hasil belajar santri pada mata pelajaran
akhlak kelas I MP Putra masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan Pesantren yaitu dengan nilai minimal 65.
Rumus
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) :
KKM =
Nilai
Kompleksitas + Nilai Daya Dukung + Nilai Intake
3
Keterangan
:
Kompleksitas =
Tingkat kesulitan materi pada tiap indikator, kompetensi dasar maupun standar kompetensi.
Daya
Dukung = Ketersediaan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh sekolahan dalam menunjang kegiatan belajar siswa.
Intake = Tingkat kemampuan rata-rat
siswa.
Aspek yang Dianalisis
|
Kriteria dan Skala Penilaian
|
||
Kompleksitas
|
Tinggi
<
65
|
Sedang
65-79
|
Rendah
80-100
|
Daya
dukung
|
Tinggi
80-100
|
Sedang
65-79
|
Rendah
<65
|
Intake
siswa
|
Tinggi
80-100
|
Sedang
65-79
|
Rendah
<65
|
Rendahnya
hasil belajar akhlak merupakan dampak dari berbagai masalah yang muncul dari
proses belajar santri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal
ini terjadi disebabkan karena kesalahan
dalam menempuh jalan serta mengabaikan syarat-syarat menuntut ilmu. Selain itu,
santri juga kurang menghormati ustadz, menghargai ilmu dan kurang dalam
memulyakan kitab-kitab yang dikaji/pelajari.
Hal inilah yang menjadi motivasi penulis untuk
mengetahui bagaimana hasil belajar santri setelah mengkaji kitab Ta’limul
Muta’allim? sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL BELAJAR SANTRI PADA
MATA PELAJARAN AKHLAK KELAS I MP PUTRA PONDOK PESANTREN BAITUL MUSTAQIM
SIDOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015.”
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
penulis mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
1. Upaya untuk
meningkatkan hasil belajar santri terhadap pelajaran Akhlak di Madrasah Diniyah
menjadi tanggung jawab Ustadz yang mengajar.
2. Kandungan
Kitab Ta’limul Muta’llim yang kurang diterapkan saat pembelajaran oleh
santri terutama saat pembelajaran
Akhlak.
3. Masih banyak santri yang belum tahu cara menuntut ilmu yang baik dan
benar.
4. Masih Rendahnya hasil belajar santri kelas I MP Putra pada mata pelajaran
akhlak.
E. RUMUSAN MASALAH
Menurut
Sugiyono, “Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang dicari jawabannya
melalui pengumpulan data.”[14]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian,
sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari jalan keluarnya
melalui penelitian.
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Adakah Pengaruh Mempelajari Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap hasil
belajar Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren
Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun
Pelajaran 2014/2015 ?”.
F. HIPOTESIS
Menurut
Suharsimi Arikunto, “Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, hypo” yang artinya “dibawah’, dan “Thesa” yang artinya “Kebenaran. Jadi
hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.[15]
“Menurut Sugiyono, Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.”[16]
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Hipotesis merupakan jawaban
sementara dari suatu penelitian yang kebenarannya harus diuji dengan jalan
riset. Oleh karena itu, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau salah.
Dan ia tidak diterima apabila fakta-faktanya menyangkal (salah atau palsu).”
Adapun
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “bahwa adanya pengaruh
mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim terhadap hasil belajar Santri pada
Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim
Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.”
G. TUJUAN dan KEGUNAAN PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
“Tujuan penelitian adalah
pernyataan yang menjelaskan keinginan peneliti untuk mendapat jawaban atas
pertanyaan yang konsisten dengan perumusan masalah. Tujuan penelitian
dinyatakan dengan kalimat deklaratif.”[17]
Tujuan dalam penelitian akan sangat membantu
terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap
kegiatan yang dijalankan dalam penelitian itu.
Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada
rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan
penelitian yaitu :
1.. Untuk mengetahui kandungan Kitab Ta’limul
Muta’allim yang dipelajari di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Untuk mengetahui hasil Belajar
Santri pada Mata Pelajaran Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul
Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2014/2015.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Mempelajri
Kitab Ta’limul Muta’alim Terhadap hasil Belajar Santri pada Mata Pelajaran
Akhlak Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Kegunaan Penelitian
Sedangkan
kegunaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
yaitu :
1.
Untuk memberikan pengetahuan serta wawasan kepada
santri mengenai cara-cara menuntut ilmu yang baik dan benar.
2.
Untuk Memberikan sumbangan pemikiran kepada Kepala
Madrasah Diniyah Mualimin Pertama dan Dewan Asatidz dalam rangka mewujudkan
santri yang beriman, berilmu serta berakhlak mulia.
3. Untuk membuktikan hipotesis yang penulis
ajukan dalam penelitian ini.
4. Sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Institut
Agama Islam Ma’arif NU (IAIM NU) Metro Lampung.
H.
METODOLOGI PENELITIAN
1.
Sifat dan Jenis Penelitian
a.
Sifat Penelitian
Didalam penelitian ini, peneliti
menggunakan penelitian Deskriptif Kuantitatif
yaitu “ sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari
hasilnya”.[18]
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
diketahui bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah sebuah penelitian yang
dilakukan pada populasi, baik populasi besar maupun kecil yang bertujuan untuk
memberikan gambaran jelas tentang situasi social penelitian.
b. Jenis Penelitian
“Jenis penelitian adalah “Sesuai
dengan bidangnya, maka kancah penelitian akan berbeda-beda tempatnya.
Penelitian pendidikan mempunyai kancah bukan saja di sekolah tetapi dapat di
keluarga, di masyarakat, di pabrik, di rumah sakit, asal semuanya mengarah
tercapai tujuan pendidikan.”[19]
Berdasarkan
pendapat diatas maka jenis penelitian yang penulis lakukan adalah jenis
penelitian kancah atau penelitian lapangan. Adapun penulis telah melakukan
penelitian di Kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo Kecamatan
Punggur Kabupaten Lampung Tengah.
2.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel adalah :
2.1.
Variabel bebas (variabel X) adalah variabel yang
mempengaruhi terhadap suatu gejala. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
mempelajari kitab ta’limul muta’allim dengan indikator sebagai berikut :
1).
Niat
2).
Menghormati guru dan kitab
3).
Mengormati diri sendiri
4).
Menghormati guru
5).
Ketekunan dan kontinutas belajar.
6).
Waro’ dalam belajar
2.2.
Variable terikat (Variabel Y) adalah variabel yang
dipengaruhi oleh suatu gejala. Variabel terkait ini adalah hasil belajar dengan
indikator sebagai berikut :
1). Ranah
kognitif
2). Ranah
afektif
3). Ranah
psikomotorik
3.
Populasi
Populasi
menurut Suharsimi Arikunto “keseluruhan subjek penelitian.[20]
“Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.”[21]
Dengan
demikian populasi dapat disimpulkan yaitu keseluruhan obyek yang ingin
diteliti. Dalam Penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua santri kelas
I MP Putra Pondok Pesantren Baitul Mustaqim Sidomulyo
Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah
36 Santri dan 1 Ustadz.
I.
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode
atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
1.
Metode Observasi
“Sutrisno Hadi (1986)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”[22]
Jadi
Observasi adalah sebuah pengamatan atau peninjauan secara cermat yang disengaja
dan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala alam.
"Dari
segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
1. Observasi partisipan, yaitu suatu
proses pegamatan bagian dalam yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil
bagian dalam kehidupan orang-orang yang akan diobservasi.
2. Observasi non partisipan, yaitu
apabila observer tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara
terpisah berkedudukan selaku pegamat".[23]
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
observasi nonpartisipan, yaitu suatu teknik pengamatan yang dilakukan peneliti dengan
mengambil jarak atau menjauhkan diri dari keterlibatan dalam aktivitas subjek
yang diamati. Dalam tekhnik ini penulis tidak melibatkan diri dalam setiap
aktivitas subjek yang diamatinya.
Metode ini penulis pergunakan untuk mengetahui langsung
kegiatan belajar mengajar dan kondisi obyektif
di Pondok Pesantren Baitul Mustaqim
seperti sarana dan prasana penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar.
2.
Metode Wawancara/interview
Wawancara
adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan
atau pendapatnya mengenai suatu hal.
“Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti
ingin mengetahui hal-hal dari resonden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil.”[24]
Secara
garis besar, pedoman wawancara dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1.
Wawancara terstruktur.
2.
W awancara tidak terstruktur.
Dari segi cara pelaksanaan wawancara, penulis menggunakan pedoman
wawancara terstruktur.
“Wawancara terstruktur adalah
pedoman wawancara yang disusun secara teliti dimana peneliti menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data yang menyerupai Check-list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check)
pada nomor yang sesuai”.[25]
Wawancara
dilakukan dalam bentuk wawancara berencana, dimana pertanyaan dipersiapkan
terlebih dahulu sebagai pedoman. Adapun yang dijadikan objeknya adalah :
a.
Pengasuh
Pondok Pesantren Baitul Mustaqim.
b.
Kepala Madrasah Diniyah Mu’alimin Pertama.
c.
Dewan Asatidz.
d.
Santri Kelas I MP Putr
3.
Metode Quesioner/Angket
Kuesioner/Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.[26]
Dengan
demikian dapat diambil suatu pemahaman bahwa metode Quesioner adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk mengetahui tanggapan-tanggapan dan pendapat tentang
data-data yang dipergunakan dalam penelitian dengan
jalan mengedarkan formulir daftar pertanyaan, diajuka secara tertulis kepada
sejumlah subjek, untuk mendapatkan jawaban.
Ditinjau
dari cara penyampaian metode ini, metode Quesioner dibagi menjadi dua yaitu :
1. Quesioner
berstruktur.
2. Quesioner
tak berstruktur.
Dari segi peyampaian questioner, penulis
menggunakan metode questioner berstruktur.
“Quesioner berstruktur yaitu Quesioner yang
berisi pertanyaan sekaligus pilihan jawaban yang diberikan kepada santri untuk
memperoleh data tentang akhlak belajar dalam mengikuti kegiatan belajar di
dalam kelas”.[27]
4.
Metode Tes
Tes
adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.[28]
Dengan
demikian dapat disimpulksn bahwa metode tes adalah suatu metode yang
dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar santri. Tes belajar santri
disusun berdasarkan kompetensi dasar. Menyusun butir tes mengacu pada indikator
yang telah ditetapkan. Tes tersebut digunakan untuk mengukur tingkat
keberhasilan santri, dimana dikatakan berhasil apabila mencapai kreteria
ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 65.
5.
Metode Dokumentasi
Dokumentasi
yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda
dan sebagainya.[29]
Dari
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa metode dokumentasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada tau catatan-catatan yang
tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, surat kabar, dan sebagainya.
Melalui
dokumentasi ini penulis memperoleh data tentang deskripsi daerah penelitian
seperti, Keadaan geografis, keadaan santri, sejarah singkat pondok pesantren,
akhlak belajar santri kelas I MP Putra Pondok Pesantren Baitul
Mustaqim Sidomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan hal lain yang berhubungan dengan
obyek penelitian.
J. ANALISIS DATA
Setelah
semua data terkumpul langkah selanjutnya dalam menganalisi data yang ada
sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil akhir dari suatu penelitian
terhadap gejala-gejala yang timbul agar dapat dinyatakan dengan baik dan benar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis data statistik dengan data
kuantatif (data yang dihitung dengan angka-angka) dengan rumus chi kwadrat,
yaitu :
X
2 = (fo
- fh )2
fh
X 2 = Chi Kwadrat
fo = frekuensi yang diperoleh
observer dalam sampel
fh =
frekuensi yang diharapkan dalam sampel pada pemcerminan dari frekuensi yang
diharapkan dalam suatu populasi.[30]
Untuk
mengetahui besar kecilnya pengaruh kitab Ta’limul Muta’alim terhadap hasil
belajar santri maka digunakan rumus koefisien kontingensi (KK) yaitu :
KK =
X2 + N
Keterangan
:
KK =
Koefisien kontingensi
X2 =
Chi Kuadrat yang diperoleh
N =
Total subyek
[1] Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Balai Pustaka, Jakarta,
2007, hal. 849.
[2] Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2008. hal. 604
[3] Ibid, hal. 704
[7]Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, CV.
Diponegoro. Bandung. 2005. Hal. 434
[10]
AzharArsyad, Media Pembelajaran, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011.
Hal.1
[11] Departemen
Agama RI, Ibid, hal. 3
[14] Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung, 2012. Hal. 35.
[15] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 2006. Hal. 71
[16] Sugiyono, Op.Cit. hal. 64
[17] Wahadi Saeri, Pedoman
Penulisan Karya Tulis Ilmiyah. Jakarta. 2013. Hal. 12
[18]
Suharsimi arikunto, Op.Cit.hal. 12
[20] Suharsimi
Arikunto, Op.Cit. hal. 130.
[21] Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta,
Bandung, 2012. Hal. 80.
[23] Ibid, hal. 136
[25] Suharsimi
Arikunto, Op.Cit. hal. 227
[26] Sugiyono, Op.Cit. hal.
142
[27] Ibid. Hal. 145
[28] Suharsimi Arikunto, Op.Cit. hal. 150.
[29] Ibid. hal. 231
Post a Comment for "BAB I PENGARUH MEMPELAJARI KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP HASIL"